Presiden Joko
Widodo membuka perdagangan efek untuk perdana di tahun 2015. Pembukaan perdana
di langsungkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Pertumbuhan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) untuk 2014, mencapai 22, 23 persen. Capain itu tertinggi
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia bahkan
Singapura. “Keberhasilan ini dapat terwujud karena atas dukungan pemerintah,
dewan dan Bank Indonesia dan intansi terkait,” kata Ketua Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Dharmansyah Hadad, dalam sambutannya
membuka perdagangan perdana di BEI. Seperti dilansir di situs resmi BEI,
perkembangan pasar modal Indonesia di sepanjang 2014 menunjukkan pencapaian
positif yang disertai dengan tercatatnya sejumlah rekor baru. Pertumbuhan IHSG
secara year to date tersebut, tercatat sebagai yang tertinggi keempat jika
dibandingkan dengan bursa-bursa utama di kawasan regional dan dunia.
Peningkatan
persentase level IHSG hanya di bawah Bursa Shanghai (dengan kenaikan 49,72%),
Bursa India (28,52%), dan Philipina (22,76%). Level IHSG di sepanjang 2014
telah melebihi Bursa Thailand (15,15%), Indeks Nikkei Jepang (8,83%), Bursa
Singapura (6,32%), Bursa Hongkong (2%), Bursa Australia (1,75%), Indeks FTSE
100 Inggris (-1,71%), Bursa Korea
(-4,15%), Indeks Dow Jones Amerika Serikat (-4,95%), dan Bursa Malaysia
(-5,28%). Bahkan secara jangka panjang, pertumbuhan IHSG dalam enam tahun
terakhir (2008-29 Desember 2014) tercatat berada di urutan kedua dengan jumlah
pertumbuhan return sebesar 282,05%. Peluang dan keuntungan dari berinvestasi di
pasar modal Indonesia semakin meningkatkan daya tarik pasar modal Indonesia di
mata investor asing. Tercatat di periode Januari hingga 29 Desember 2014
investor asing membukukan beli bersih (net buying) yang mencapai rekor
tertinggi sepanjang sejarah sebesar Rp40,102 triliun.
Hiruk pikuk
politik di Tanah Air, tidak memberikan pengaruh. Pemilu baik pileg dan pilpres
2014, tidak menyurutkan optimisme
investor untuk tetap bertransaksi di pasar modal Indonesia. Hal ini dibuktikan
dengan pergerakan IHSG yang mengalami kenaikan 21,15%, yaitu dari 4.274,177
poin pada akhir 2013 menjadi 5.178,373 poin pada 29 Desember 2014. Bahkan pada
8 September 2014, IHSG telah berhasil mencatatkan rekor indeks tertinggi
sepanjang sejarah dengan ditutup pada level 5.246,489 poin. Sedangkan nilai
kapitalisasi pasar saham meningkat sebesar 22,76% dari Rp4.219 triliun pada
akhir Desember 2013 menjadi Rp5.179 triliun pada 29 Desember 2014. Muliaman
meyakini capaian gemilang tahun 2014 akan menjadi bekal untuk 2015. “Ini mampu
menjadi confidence kita semua dan pasar. Berbagai tantangan yaitu perekonomian
global dan domestik yang semakin dinamis. Kesiapan dalam MEA akan memberikan
warna di pasar modal dan industri keuangan nasional,” ujarnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar