1. LINGKUNGAN
BISNIS YANG MEMPENGARUHI ETIKA
Etika bisnis merupakan
suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus diikuti apabila menjalankan
bisnis. Etika sebagai norma dalam suatu kelompok bisnis akan dapat menjadi
pengingat anggota bisnis satu dengan lainnya mengenai suatu tindakan yang
terpuji (good conduct) yang selalu harus dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di
dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam
lingkungan yang terkait tersebut.
Etika bisnis terkait
dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu
pada kebenaran atau kejujuran. Kebenaran disini yang dimaksud adalah etika
standar yang secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh
masyarakat, perusahaan, dan individu. Perusahaan meyakini prinsip yang bisnis
yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Untuk terciptanya etika didalam bisnis
yang sesuai dengan budi pekerti luhur, ada beberapa yang perlu diperhatikan,
antara lain:
·
Pengendalian diri
·
Pengembangan tanggung jawab social
·
Mempertahankan jati diri
·
Menciptakan persaingan yang sehat
·
Menerapkan konsep pembangunan yang
berkelanjutan
2. KESALING
– TERGANTUNGAN ANTARA BISNIS DAN MASYARAKAT
Perusahaan yang
merupakan suatu lingkungan bisnis juga sebuah organisasi yang memiliki struktur
yang cukup jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak interaksi antar pribadi
maupun intitusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk
terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik di
dalam jajaran manajemen ataupun personal dalam setiap tim maupun hubungan
perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu, etika ternyata diperlukan
sebagai control akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri. Oleh
karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang
yang baik bagi masyarakat.
Berikut adalah beberapa hubungan
kesaling – tergantungan antara bisnis dengan masyarakat:
·
Hubungan antara bisnis dengan langganan/konsumen
Hubungan antara bisnis dengan
langganannya adalah hubungan yang paling banyak dilakukan, oleh karena itu
bisnis haruslah menjaga etika pergaulannya secara baik.
·
Hubungan dengan karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu
berpandangan untuk memajukan bisnisnya sering kali harus berurusan dengan etika
pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi
beberapa hal yakni: rekruitmen, latihan, promosi atau kenaikan pangkat,
transfer, demosi (penurunan pangkat) maupun lay-off atau pemecatan/PHK
(pemutusan hubungan kerja).
·
Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Hal ini bias terjadi hubungan
antara perusahaan dengan para pesaing, grosir, pengecer, agen tunggal maupun
distributor.
·
Hubungan dengan Investor
Perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas dan terutama yang akan atau telah “go publik” harus menjaga pemberian
informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para investor atau calon
investornya. Prospek perusahaan yang go publik tersebut jangan sampai terjadi
adanya manipulasi atau penipuan informasi terhadap hal ini.
·
Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan
terutama pajak, pada umumnya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat
finansial.
3. KEPEDULIAN
PELAKU BISNIS TERHADAP ETIKA
Etika bisnis dalam
suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu bisnis yang kokoh, kuat, dan mempunyai daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi. Perilaku etis dalam
kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis
itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama
jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis
yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.
Tolak ukur dalam etika
bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika selalu
mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini
dinilai baik atau buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik
atau buruk bagi orang lain atau apakah keputusan ini melanggar hukum.
4. PERKEMBANGAN
DALAM ETIKA BISNIS
Kegiatan perdagangan
atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis
dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam
bisnis, mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh kongkrit
adanya hubungan antara etika dan bisnis.
5. ETIKA
BISNIS DAN AKUNTAN
Amerika Serikat yang
selama ini dianggap sebagai negara super power dan juga kiblat ilmu pengetahuan
termasuk disiplin ilmu akuntansi harus menelan kepahitan. Skandal bisnis yang
terjadi seakan menghilangkan kepercayaan oleh para pelaku bisnis dunia tentang
praktik Good Corporate Governance di Amerika Serikat. Banyak perusahaan yang
melakukan kecurangan diantaranya adalah TYCO yang diketahui melakukan
manipulasi data keuangan (tidak mencantumkan penurunan asset), disamping
melakukan penyelundupan pajak. Global Crossing termasuk salah satu perusahaan
terbesar telekomunikasi di Amerika Serikat dinyatakan bangkrut setelah
melakukan sejumlah investasi penuh resiko. Enron yang hancur berkeping-keping
terdapat beberapa skandal bisnis yang menimpa perusahaan-perusahaan besar di
Amerika Serikat. Worldcom juga merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi
terbesar di Amerika Serikat melakukan manipulasi keuangan dengan menutupi
pengeluaran sebesar US$3.8 milyar untuk mengesankan pihaknya menuai keuntungan,
padahal kenyataanya rugi.
Sumber: http://ikkyfadillah.tumblr.com/post/100288234694/perilaku-etika-dalam-bisnis