Setiap manusia yang telah
terlahir ke dunia pada dasarnya telah sukses. Pernyataan ini mungkin telah
sering sekali kita dengar. Semua memang adalah rahasia Allah mengapa memilih
kita untuk hadir ke dunia ini. Namun teori ilmiah mengatakan bahwa seorang
insan terlahir karena telah mengalahkan jutaan bahkan milyaran sel sperma yang
lain hingga terbentuklah embrio yakni kita saat ini. Karena anda begitu istimewa,
jadilah bagian dari keistimewaan itu. Karena anda telah sukses terlahir, maka
jadilah bagian dari kesuskesan itu. Salah satunya yakni dengan memiliki mental
sukses. Karena banyak sekali orang yang mengatakan, menginginkan dan
bercita-cita untuk menjadi orang sukses, sementara dia tidak pernah membiasakan
dirinya untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan sukses. Dan sesungguhnya kebiasaan
sukses tersebut adalah hal-hal yang sangat simple namun banyak orang yang
menganggapnya sebagai hal yang sepele. Salah satunya adalah sikap disiplin.
Banyak orang yang ingin sukses, namun tidak pernah disiplin waktu.
1.
Pengertian Membangun Karakter (Character Building)
Dari segi bahasa, membangun karakter (Character
building) terdiri dari dua kata yakni Membangun (to buid) dan
karakter (character). Adapun artinya "Membangun" berssifat
memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan sesuatu. Sedangkan
"Karakter" adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam konteks disini
adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan
atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak mulia, insan manusia
sehingga menunjukan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan
nilai-nilai Pancasila.
Berdasarkan
pengertian tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa membangun karakter akan
menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut;
- Merupakan suatu proses yang terus menerus di lakukan untuk membentuk, tabiat, watak, dan sifat-sifat kejiwaan yang berlandaskan kepada semangat pengabdian dan kebersamaan.
- Menyempurnkan karakter yang ada untuk terwujudnya karakter yang diharapkan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
- Membina karakter yang ada sehingga menampilkan karakter yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai - nilai falsafah Pancasila.
Membangun
karakter bangsa pada hakikatnya adalah agar suatu bangsa atau masyarakat
memiliki sebgai berikut;
- Adanya saling menghormati dan saling menghargai diantara sesama;
- adanya rasa kebersamaan dan tolong menolong;
- Adanya rasa persatuan dan kesatuan sebagaisuatu bangsa;
- Adanya rasa peduli dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
- Adanya moral , akhlak yang dilandaskan pada nilai-nilai agama;
- Adanya perilaku dan sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati dan menguntungkan;
- adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum dan nilai-nilai budaya;
- Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan.
Berkaitandengan
hal itu, maka atas karakter suatu bangsa/masyarakat pada dasarnya dapat
dikenali pada dua sifat, yaitu;
- Karakter yang bersifat positif, yakni suatu tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat, bengbangsa dan bernegara.
- Karakter yang bersifat negatif, yakni tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai negatif terhadap kehidupann bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.
Faktor-Faktor Membangun Karakter
Karakter
sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti merupakan
hal yang sangat penting dalam kehidupan berorganisasi, baik organisai
pemmerintahan maupun organisasi swadaya/usaha dan lain sebagainya. Dapat
dikatakan bahwa karakter manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara merupakan kunci yang sangat penting untuk mewujudkan
cita-cita perjuangan guna terwjudnya masyarakat adil dan makmur berlandaskan
Pancasila.
Dikatakan
penting karena karakter mempunyai makna atau nilai yang sangat mendasar untuk
mempengaruhi segenap pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai yang dimaksud adalah;
- Kejuangan;
- Semangat;
- Kebersamaan atau Gotong royong;
- Kepedulian atau solider;
- sopan santun;
- Persatuan dan kesatuan;
- Kekeluargaan;
- Tanggung Jawab.
Nilai-nilai
seperti ini tampaknya cenderung semakin luntur dalam kehidupan berbangsa di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat secara jelas bahwa
misalnya berbagai kasus konflik sosial dan komunal yang marak terjadi di
berbagai daerah dengan penyebab yang sepele. Konflik horizontal antar etnik
atau konflik yang membawa issue SARA yang mencerminkan ketidakkukuhan
nilai-nilai kebangsaan di masyarakat. Seandainya kekukuhan nilai, senantiasa
terwujud dalam kehidupan setiap insan manusia Indonesia, maka konflik yang
banyak merenggut itu tentu tidak akan terjadi.
Selain itu
keironian yang terjadi hari ini adalah kaum yang terpelajar pun sedang marak
terjadi tawuran baik itu dikalangan pelajar maupun dikalangan mahasiswa yang
tidak sedikit merenggut nyawa disesama mereka dan terus merembes kekehidupan
masayarakat kita. Bulan sekarang sedang ramainya dengan "Geng Motor"
yang makin hari makin tak terkendali penyebaran dan kriminalitas yang
ditimbulkannya, dengan rata - rata angggotanya adalah para remaja dan pemuda
yang seharusnya diharapkan memiliki karakter terdidik dan jiwa kepemimpinan
dalam hal yang baik untuk kemajuan dirinya dan bangsanya. Meihat pada
kejadian-kejadian tersebut nampaknya wawasan kebangsaan sudah tidak menjiwai
watak manusia Indonesia sebagiannya yang mana pada saat itu masyarakat kita
dikenal dengan kesantunan dan keramah tamahan serta penuh toleransi, saling
menghormati di dalam kemajemukan masing-masing dan hidup secara bergotong
royong.
Mengiingat
karakter suatu masyarakat, bangsa dan negara mempunyai nilai dan makna yang
sangat strategis, maka faktor-faktor yang perlu dan senantia diperhatiakan
antara lain;
- Ideologi;
- Politik;
- Ekonomi;
- Sosial Budaya;
- Agama;
- Normatif (Hukum dan peraturan perundangan);
- Pendidikan;
- Lingkungan;
- Kepemimpinan.
Profil Wirausaha Sukses

Awalnya, Bob Merdeka tidak
punya strategi khusus pada saat memulai usaha ini. Fokusnya hanya menjual
keripik pedas seunik dan sekreatif mungkin. Keripik singkong pedas yang jadi
makanan favorit masa kecilnya pun, ia sulap menjadi produk berkelas yang siap
bersaing dengan produk lainnya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan
media sosial.
Keripik pedas Maicih
dilambangkan oleh sosok nenek ramah yang bersahaja. Ia mulai dikenal banyak
orang lewat media sosial Twitter dengan akun @maicih. Bob Merdeka memang
mengandalkan Twitter untuk mempromosikan keripik pedas Maicih-nya. Lewat tagar
#maicih yang begitu popular di microsite ini, distribusi dan promosi pun
dilakukan. Akun @maicih yang resmi dibuat bulan Oktober 2010 ini kemudian
mengukuhkan konsep jualan keripik pedas ini. Sukses bergerilya jualan via
Twitter, kini keripik pedas Maicih sudah bisa dinikmati semua penggemarnya di
seluruh Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar